I wish: Catatan Perempuan Pemimpi (5) : tentang kebahagiaan

Kamis, 29 Juli 2010

Catatan Perempuan Pemimpi (5) : tentang kebahagiaan

p30 Juni 2008

Hatiku berbisik lembut,
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…
Wahai jiwa, berbahagialah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menabung kehidupan

Menanam bibit pohon duku di Pekon Pesanguan kecamatan Pematang Sawa kabupaten Tanggamus, tepatnya di wilayah kelola Pak Bunyamin yang berbatasan dengan perbatasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), tahun 2009 lalu. Untuk berbuah dan dipetik buahnya aku dan kita semua harus menunggu sekitar 5-6 tahun lagi. Saat itu pohonnya pasti sudah tinggi dan rindang sehingga dapat menangkap banyak karbon di udara dan dapat memproduksi banyak oksigen untuk kehidupan yang nyaman. Teringat akan sabda Nabi Muhammad saw bahwa selayaknya umat Islam menanam pohon meskipun esok hari kiamat. Pesan tersebut memberikan pelajaran berharga bahwa betapapun dunia akan berakhir, manusia harus tetap memelihara kelestariannya sebab semua itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat, dihadapan Alloh swt yang menitipkan bumi pada manusia.

Puncak-puncak Impian

Ini dia Dreamlist milikku dari yang dulu-dulu banget (jadul) sampai sekarang:

Mati syahid dan khusnul khotimah (ini wajib dari semua mimpi wajib), Menjadi Produser Film-film Islami, anak-anak dan petualangan (la..la..), Menjadi Penulis (Menulis: mencatat sejarah -ku- ), Menjadi Pelukis (Kwek...kwek...anak bebek aja tahu lukisanku jelek), Pengusaha Sukses (Jatuh bangun, jadi patah semangat. Gimana dong?!), Melanjutkan studi ke Jepang, Australia dan Belanda (Yang mana ya?), Ibadah Haji pada usia 35 tahun (Ini sih selain harus juga soal keajaiban), Mendaki Gunung Pesagi, Tanggamus, Leuser, Puncak, Jaya, Puncak Trikora, Rinjani, Merapi Merbabu (Pengen banget, take me...), Muslimah Pertama yang sampai di Puncak Mount Everest (?!$0L+///&), Ke Papua (I Love.... i love... i love... you), Ke Baduy Dalam (Stt: sedang membayangkan suasana eksotis + magis), Ke Amazon (Kereeeeeen. Disana masih ada suku yang telanjang bulat), Ke Swedia (Ice.... ice... ice... putih bersih, hm...indah kali ya), Great Wall di China (Wah, kayaknya bakal capek. Heroik), Finlandia dan Selandia baru (Ladang rumput. Sapi. Pabrik susu. Keju), Istana Birmingham di Inggris (Wah...tua dan eksotik), Kastil-kastil kuno di Rusia (Ini nih yang... ngegemesin, iiiiiiiiih), Korea (Cantik. Ke Hanok-hanok tua. Makan makanan tradisional), India (Sungai-sungainya bersih karena disucikan, konsep teladan tuh), Italia, Spanyol, dan Prancis (Makanan, fesyen, oleh-oleh, Louvre).

Kota Masa Depan

Kota masa depan adalah kota yang ditata dengan konsep keseimbangan, kelestarian, keadilan dan kenyamanan bagi penduduknya maupun pengunjungnya. Kota yang dibangun atas dasar keinginan kuat untuk memberikan warisan terbaik bagi generasi mendatang dan bagi bumi yang semakin tua. Kota yang indah, damai, sejuk, ramah, nyaman dan senantiasa menyisipkan memori terindah di ingatan pengunjungnya. Dimanakah kota itu berada? siapakah yang sedang membangun kota impian itu? adakah kita memiliki impian atas kota itu?